Karya : Misa
Pada suatu hari ada hewan angsa dan ayam betina. Mereka sering berjalan-jalan di luar kandang mereka. Ayam itu sebenarnya sangat jahat. Dia ingin mengambil sesuatu dari angsa. Ayam itu merayu angsa untuk bertelur emas.
“Begitu bodohnya angsa itu. Aku akan merayunya untuk
bertelur emas, kemudian aku akan mengambil telurnya, dan aku akan kaya,” kata ayam
itu dengan sombong.
Angsa begitu heran kenapa ayam kok selalu berbicara sendirian. Beberapa
saat kemudian angsa ingin menjebak ayam betina itu dengan menggunakan batu
dan di cat menjadi emas. Angsa melakukan itu karena angsa sangat heran ingin
tahu maksud ayam betina itu.
Pada malam harinya, ayam itu selalu mengintip di sebelah
kurung angsa. Angsa sadar bahwa ayam itu
mengintipnya di samping kurung. Lalu angsa melaksankan rencanaya
dengan pura-pura bertelur batu yang di cat seperti telur emas. Pagi harinya
angsa pergi berjalan-jalan di belakang kurungnya, lalu ayam itu mengintip kembali
ke kandang angsa.
“Wah, angsa kemana, kok gak ada di kandangnya,” gumam ayam
betina.
“Sepertinya di kandang angsa sudah ada telur emas,” kata
ayam betina dengan gembira.
Ayam pun masuk ke dalam kandang angsa. Ternyata angsa tidak
bodoh, angsa itu mulai mengintip di lubang kandangnya. Ternyata di dalam kandang
sudah ada ayam yang mau mengambil telur emasnya.
Angsa berkata dalam hati, "Kenapa aku dulu bodoh dengan
kelakuan ayam teman curhatku itu." Angsa merasa heran.
Saat mau keluar kandang, ayam terkejut karena melihat angsa
tiba-tiba berada di depannya.
Angsa berkata, “Kenapa kamu berbuat seperti itu?"
“Maaf ya, angsa. Saya memang salah. Saay sudah berniat untuk
mengambil telur emasmu,” jawab ayam.
“Mengapa kamu mau mengambil telur emasku?” tanya angsa.
“Saya ingin menjadi kaya, makanya saya mau mengambil telur
emasmu,” jawabnya.
“Kalau mau kaya, kamu harus bekerja keras, bukan malah malah
mencuri,” nasehat angsa.
“Saya minta maaf ya, angsa. Saya janji tidak akan melaklukannya
lagi. Mulai sekarang saya akan bekerja keras agar menjadi kaya,” jawab ayam.
“Baiklah, tapi kamu harus janji tidak akan melakukan hal ini
lagi,” pinta angsa.
“Iya, saya maafkan kamu,” kata angsa.