Kisah Satu Anak Yang Suka Memasak

Karya: Sisil

 

Pada suatu hari ada satu gadis yang bernama Putri. Dia adalah anak yang suka memasak. Setiap hari dia membantu ibunya di dapur untuk memasak nasi goreng.

Ibunya berkata kepada Putri, ''Put, kamu kalau udah besar mau jadi apa?''

''Aku kalau udah besar mau jadi tukang memasak biar bisa menolong Ibu di dapur,'' jawab Putri sambil tersenyum.

''Wah, makasih ya, Nak. Kamu adalah putri kesanyangan ibu,'' sahut ibunya.

''Iya, Bu, sama-sama. Aku juga sayang ibu kok,'' balas Putri.

Ibunya terlihat senang sekali mempunyai gadis seperti Putri dan ibunya pun mengajarkan Putri memasak mie, nasi goreng, dan ayam goreng. Putri selalu memperhatikan ibunya setiap hari ketika memasak dan mencatatnya. Ibunya juga sudah membeli resep mie, nasi goreng, dan ayam goreng agar Putri bisa membaca dari resep-resep tersebut. Putri juga mengingat resep itu dan juga bahan-bahannya.

Suatu pagi yang cerah di hari Senin, Putri sedang merapikan dan menyetrika baju seragam putih dan roknya serta kerudung putihnya. Setelah selesai menyetrika baju, Putri berjalan ke dapur untuk makan. Di hari itu ibunya tidak ada di rumah. Ibunya sedang ada di sawah karena berangkat jam lima pagi. Ibunya pergi ke sawah untuk mencari apa yang bisa dimakan.

Pada hari itu, Putri akan membawa bekal nasi goreng. Putri pun memasak sendiri di dapur. Putri mengingat bahan-bahannya dan segera pergi ke warung untuk membeli bahan-bahannya. Setelah itu Putri mulai memasak sendiri. Karena sudah waktunya berangkat ke sekolah dan ada upacara, dia  cepat-cepat memasak. Akhirnya Putri selesai memasak.

Dia bersiap berangkat ke sekolah. Tiba di sekolah, dia dimarahi oleh bapak dan ibu guru.

Ibu guru bertanya pada Putri, ''Put, kenapa kamu telat ke upacara. Hampir selesai loh upacaranya.''

''Ya, Bu. Maafkan saya. Tadi saya masih memasak nasi goreng,” jawabnya.

''Hah, kamu bisa memasak? Ibu kamu di mana?'' tanya  ibu guru.

''Ibu saya ada di sawah, tadi berangkat jam lima pagi,” ucap Putri.

''Oh maafkan ibu. Ibu tidak tau kalau kamu tadi masih memasak.''

''iya, Bu. Saya yang seharusnya minta maaf,” jawab Putri.

''Ibu senang melihat murid ibu bisa memasak,'' puji bu guru.

            “Terima kasih, Bu. Lain kali saya akan berangkat lebih pagi lagi.”